Adalah tauhid yang tetap diyakini
oleh orang-orang kafir tetapi
tidak menjadikan mereka sebagai
muslim
Pengertian tauhid ini
adalah menetapkan bahwa Allah
adalah Pencipta, Yang memberi
rizki, Yang menghidupkan dan
Yang mematikan, dan Yang
mengurus seluruh persoalan.
Dan penetapan hal-hal ini untuk
Allah tidak menyebabkan
mereka menjadi muslim, karena
mereka masih menyembah
berhala atau kuburan orang-
orang yang shalih dengan
mengadakan penyembelihan di
tempat tersebut, meminta
pertolongan kepada mereka
dengan tujuan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah.
''Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya"
Dalil yang menyebutkan bahwa
orang kafir juga menetapkan
tauhid rububiyyah adalah firman
Allah
Katakanlah: "Siapakah yang
memberi rezki kepadamu dari
langit dan bumi, atau siapakah
yang kuasa (menciptakan)
pendengaran dan penglihatan,
dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup dan
siapakah yang mengatur segala
urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka
katakanlah: "Mengapa kamu
tidak bertakwa (kepada-Nya)
?"(Yunus:31)
Katakanlah: "Kepunyaan
siapakah bumi ini, dan semua
yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?" Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah."
Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak ingat?" Katakanlah:
"Siapakah Yang Empunya langit
yang tujuh dan Yang Empunya
`Arsy yang besar?" Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah."
Katakanlah: "Maka apakah
kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di
tangan-Nya berada kekuasaan
atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang
dapat dilindungi dari (azab) -
Nya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah." Katakanlah:
"(Kalau demikian), maka dari
jalan manakah kamu ditipu?" (al-
Mu�minun:84-89)
Adapun tauhid yang mereka
tolak adalah tauhid ibadah
kepada Allah
Orang-orang
musyrik pada saat ini tetap
meyakini tauhid rububiyyah ini,
sehingga mereka tetap berdo'a
kepada Allah di siang maupun
malam hari, dengan penuh rasa
takut dan harap. Tetapi
kemudian mereka juga berdo'a
kepada malaikat untuk kebaikan
mereka, untuk lebih
mendekatkan diri mereka
kepada Allah, dan agar malaikat
memberikan syafaat bagi
mereka. Mereka juga berdo'a
kepada orang-orang yang shaleh
seperti para wali atau para nabi
Rasul saw memerangi mereka
yang melakukan tindakan seperti
ini, dan beliau mengajak mereka
untuk memurnikan ibadah hanya
kepada Allah saja. Firman Allah
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid
itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di
dalamnya di samping
(menyembah) Allah. (al-Jinn:18)
Hanya bagi Allah-lah (hak
mengabulkan) do`a yang benar.
Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah
tidak dapat memperkenankan
sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang yang
membukakan kedua telapak
tangannya ke dalam air supaya
sampai air ke mulutnya, padahal
air itu tidak dapat sampai ke
mulutnya. Dan do`a (ibadat)
orang-orang kafir itu, hanyalah
sia-sia belaka. (ar-Ra�d:14)
Rasulullah saw memerangi
mereka untuk menjadikan din
seluruhnya milik Allah,
peribadatan seluruhnya untuk
Allah, istighatsah seluruhnya
kepada Allah, dan seluruh
bentuk ibadah hanya dilakukan
untuk Allah.
Maka pernyataan orang musyrik
dalam tauhid rububiyyah tidak
menjadikan mereka masuk ke
dalam Islam, karena tujuan
ibadah mereka adalah malaikat,
para nabi dan para wali;
Peribadatan itu dilakukan
dengan harapan mendapat
syafaat dari mereka, dan untuk
mendekatkan diri mereka
kepada Allah. Hal itulah yang
menyebabkan halal darah dan
harta mereka untuk diperangi.
Orang-orang musyrik di zaman
kita saat ini telah melakukan
kekufuran yang lebih besar dari
kekufuran di zaman Nabi saw.
Mereka menyekutukan Allah
dalam hal perundang-undangan.
Mereka tunduk pada ketentuan
bahwa Allah adalah Yang
membagi rizki, Dia yang
menghidupkan dan mematikan,
Dia Yang menurunkan hujan dari
langit, Yang menumbuhkan
rerumputan dan menyiraminya,
Dia menjadikan anak laki-laki
bagi orang-orang yang Dia
kehendaki, Dia yang
menentukan jodoh mereka, baik
laki-laki maupun perempuan,
dan Dia menjadikan mandul bagi
orang yang Dia kehendaki.
Mereka yakin bahwa semua hal-
hal tersebut adalah hak Allah,
bukan hak raja atau presiden
mereka. Tetapi dalam tasyri�
(pembuatan undang-undang),
memerintah dan menentukan
hukum pelaksananya adalah dari
pihak mereka. Jadi hakekatnya
hak itu adalah milik pemimpin
mereka, thaghut mereka, atau
ilah-ilah mereka yang ada di
bumi. Maka mereka berada
dalam kemusyrikan sebagaimana
kaum kafir Quraisy, hanya saja
mereka menambahkan
kekufuran itu dalam bentuk
lebih mengagungkan perintah,
hukum, perundang-undangan
dari berbagai ilah dan rabb
mereka yang yang ada di bumi
dari pada hukum dan
perundang-undangan Allah.
Maka celakalah orang yang lebih
kufur daripada Abu Jahal dan
Abu Lahab
Apakah di samping Allah ada
ilah (yang lain)? Maha Tinggi
Allah terhadap apa yang mereka
persekutukan (dengan-Nya). (an-
Naml:63)